Bandung, SP News
Dayam mengupayakan kekurang tersediaan pasokan daging sapi di Jawa
Barat, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan akan mengirim surat permohonan ke
Pemprov Jatim. Isinya meminta provinsi Jatim untuk melakukan penangguhan
peraturan pembatasan sapi. Disinyalir, peraturan tersebut akan
menyulitkan Jabar untuk memenuhi kebutuhan daging sapi.
"Dalam waktu dekat, Gubernur Jabar akan mengirim surat dan telephone
kepada Gubernur Jatim supaya tidak ada pembatasan pengiriman sapi,’’
ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Koesmayadi kepada
wartawan, Rabu (26/12).
Selain menyurati gubernur Jatim, sambung dia, gubernur Jabar akan
menyurati Dirjen Peternakan untuk membantu upaya penangguhan peraturan
pembatasan sapi yang dibuat oleh Provinsi Jatim.
Koesmayadi menjelaskan, dengan pembatasan tersebut Jabar saat ini
kesulitan mendapatkan sapi bakalan. Produksi sapi bakalan di Jabar hanya
sekitar 48.000-50.000 ekor per tahun atau belum mencukupi dari
kebutuhan sapi potong Jabar yang mencapai 500.000 ekor per tahun.
"Produksi sapi bakalan Jabar sangat kecil. Jika dikurangi populasi
sapi betina maka jumlahnya hanya mencukupi 5 persen dari kebutuhan sapi
potong yang sangat tinggi," paparnya.
Selama ini, kata dia, untuk memenuhi kebutuhan sapi itu, Jabar
mendapat pasokan dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan lainnya. Dalam
setahun, pemotongan sapi di Jabar mencapai 356.000 ekor per tahun.
Selain itu, lanjut Koesmayadi, kebutuhan Jabar juga tertutupi dari
pasokan impor daging sapi. Pasokan impor tersebut mencapai 130.000 ton
per tahun.
"Pasokan kebutuhan sapi itu berasal dari luar Jabar," tegasnya.
Pasokan sapi dari luar Jabar itu, kata dia, dalam sehari mencapai 350
ekor per hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 65 persen tergolong sapi
siap potong, 20 persen sapi bakalan dan sisanya sapi bibit.
Pasokan sapi bakalan tersebut menurun, kata dia, akibat kebijakan
pemerintah provinsi Jatim yang mengeluarkan surat edaran dari Dinas
Peternakan Jatim. Isi edaran itu, sapi bisa keluar asalkan berbobot
lebih dari 400 kilogram.
"Madura pun melakukan pembatasan pengiriman sapi harus berbobot diatas 250 kilogram," ucapnya.
Koesmayadi mengatakan, walaupun pasokan sapi menurun tapi permintaan
sapi di masyarakat pun masih stabil. Bahkan, dari hasil pantauannya ke
beberapa pasar, pedagang daging sapi banyak yang mengeluh karena sepi
pembeli.
‘’Kalau pedagang mau mogok, silahkan saja. Biasanya juga kalau
pedagang di Bandung tidak jualan, pedagang dari daerah lain jualan ke
Bandung,’’ katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar