Selasa, 01 Januari 2013

Antisipasi Kekurangtersediaan Daging Sapi Di 2013

Bandung, SP News
Dayam mengupayakan kekurang tersediaan pasokan daging sapi di Jawa Barat, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan akan mengirim surat permohonan ke Pemprov Jatim. Isinya meminta provinsi Jatim untuk melakukan penangguhan peraturan pembatasan sapi. Disinyalir, peraturan tersebut akan menyulitkan Jabar untuk memenuhi kebutuhan daging sapi.
"Dalam waktu dekat, Gubernur Jabar akan mengirim surat dan telephone kepada Gubernur Jatim supaya tidak ada pembatasan pengiriman sapi,’’ ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Koesmayadi kepada wartawan, Rabu (26/12).
Selain menyurati gubernur Jatim, sambung dia, gubernur Jabar akan menyurati Dirjen Peternakan untuk membantu upaya penangguhan peraturan pembatasan sapi yang dibuat oleh Provinsi Jatim.
Koesmayadi menjelaskan, dengan pembatasan tersebut Jabar saat ini kesulitan mendapatkan sapi bakalan. Produksi sapi bakalan di Jabar hanya sekitar 48.000-50.000 ekor per tahun atau belum mencukupi dari kebutuhan sapi potong Jabar yang mencapai 500.000 ekor per tahun.
"Produksi sapi bakalan Jabar sangat kecil. Jika dikurangi populasi sapi betina maka jumlahnya hanya mencukupi 5 persen dari kebutuhan sapi potong yang sangat tinggi," paparnya.
Selama ini, kata dia, untuk memenuhi kebutuhan sapi itu, Jabar mendapat pasokan dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan lainnya. Dalam setahun, pemotongan sapi di Jabar mencapai 356.000 ekor per tahun.
Selain itu, lanjut Koesmayadi, kebutuhan Jabar juga tertutupi dari pasokan impor daging sapi. Pasokan impor tersebut mencapai 130.000 ton per tahun.
"Pasokan kebutuhan sapi itu berasal dari luar Jabar," tegasnya.
Pasokan sapi dari luar Jabar itu, kata dia, dalam sehari mencapai 350 ekor per hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 65 persen tergolong sapi siap potong, 20 persen sapi bakalan dan sisanya sapi bibit.
Pasokan sapi bakalan tersebut menurun, kata dia, akibat kebijakan pemerintah provinsi Jatim yang mengeluarkan surat edaran dari Dinas Peternakan Jatim. Isi edaran itu, sapi bisa keluar asalkan berbobot lebih dari 400 kilogram.
"Madura pun melakukan pembatasan pengiriman sapi harus berbobot diatas 250 kilogram," ucapnya.
Koesmayadi mengatakan, walaupun pasokan sapi menurun tapi permintaan sapi di masyarakat pun masih stabil. Bahkan, dari hasil pantauannya ke beberapa pasar, pedagang daging sapi banyak yang mengeluh karena sepi pembeli.
‘’Kalau pedagang mau mogok, silahkan saja. Biasanya juga kalau pedagang di Bandung tidak jualan, pedagang dari daerah lain jualan ke Bandung,’’ katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar